jauh dari ingar bingar




Kata mereka egosentris diciptakan untuk ditelan mentah-mentah. Bulan masih ingin bersinar pada pukul tujuh pagi, matahari belum ingin pulang pada pukul lima sore. Semua akan pergi pada waktu yang bahkan di setiap jeda kedipnya ia tak kira.

Bagi perasaan-perasaan yang telah mati dikubur masa lalu, bagi manusia-manusia yang belum berdamai dengan takdir, bagi seseorang yang penuh afeksi tapi dikurung habis-habisan oleh kesepian.

Hidup bukan berproses untuk hal yang itu-itu saja. Langit tidak hanya menaungi manusia yang ditinggal ibunya, bumi tidak berputar untuk manusia yang dipatahkan hatinya, orbit tidak tercipta untuk manusia yang mengurung diri dari ingar bingar, menutup pintu dari keramaian pukul tujuh malam.

Kemudian pukul sembilan seseorang itu menyadari bahwa kenapa ia tidak berhenti dari dulu, padahal sudah banyak hal buruk yang ia lalui, entah sudah berapa lembar kasa menjadi pembalut lukanya.

Tapi dia hanya ingin bilang, terima kasih untuk jiwa-jiwa yang sudah bertahan padahal setengahnya lagi ingin berhenti, terima kasih sudah banyak mengeluh, terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk menonton serial film terbaru, terima kasih untuk tidak kelaparan, terima kasih sudah memberikan cinta yang bahkan mungkin tidak pernah didapatkan.

Terima kasih untuk tetap berada di titik jauh dari ingar bingar saat hal menyakitkan lainnya bertubi-tubi memainkan peran yang tidak akan pernah berhenti.[]

—K



Postingan Populer