bagaimana bisa dia lupa bahwa dirinya juga manusia?
Padahal dia lagi bersedih.
Puan itu sedang menjalani hari yang berat.
Tapi dia hanya ingin dengan kamu, makan popcorn dan menonton film, mendengar lagu klasik, bermain teka-teki, menghabiskan koin pada mesin telepon, dan memasak mi kari semangkuk berdua.
Dia sediakan sepasang telinga yang siap memeluk cerita-ceritamu tentang bagaimana menjalani hari ini.
Tentang mengapa kamu sangat lelah, mengapa kamu ingin marah, mengapa jalanan menjadi padat dan kamu ingin cepat-cepat menerobos lampu merah, mengapa kamu ingin mengisap berpuluh-puluh batang tembakau, mengapa kamu ingin sekali dicintai.
Dia akan mengusap pipimu yang kelelahan, mengikat rambutmu bentuk air mancur, menjadi alkohol dari setiap rasa sakitmu, dan menopangmu pada waktu di mana kamu sedang sekarat-sekaratnya.
Dia siap untuk itu di saat ia bahkan belum bisa menopang dirinya sendiri.
Tapi segala tentangmu, dia mau.[]
—K.